Kab. Bogor – SDN Situ Kaum Ciherang sukses menggelar acara Gebyar Budaya Nusantara 2025 yang sekaligus menjadi momen Paturay Tineung atau pelepasan siswa-siswi kelas VI Tahun Ajaran 2024–2025. Kegiatan ini berlangsung meriah pada bulan Juni 2025 di halaman sekolah, dengan mengusung tema pelestarian budaya tradisional Indonesia, khususnya kesenian Sunda.
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pihak, antara lain Kepala SDN Situ Kaum, Siti Juhaeriah,S.Pd.SD ,Ketua K3S Kecamatan Dramaga, perwakilan Camat Dramaga, Kapolsek Dramaga Iptu Desi Triana, SH. MH, perwakilan Desa Ciherang,Babinsa Desa Ciherang, dewan guru, serta para orang tua murid dan tamu undangan.
Menurut Siti Juhaeriah, kegiatan ini merupakan inisiatif dari Komite Sekolah yang bekerja sama dengan para orang tua murid. “Kami dari pihak sekolah hanya sebagai undangan, sedangkan panitia utama adalah komite. Kami sangat mendukung karena acara ini sarat nilai budaya dan memberikan hiburan edukatif bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Tema kebudayaan dipilih karena banyak siswa yang antusias mengikuti ekstrakurikuler seni gamelan. Siti menambahkan bahwa masyarakat pun menyambut positif pertunjukan seni seperti ini. “Kegiatan semacam ini tidak hanya mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat, tetapi juga menghidupkan kembali kesenian yang mulai jarang dikenal anak-anak zaman sekarang.”
Sebanyak 31 siswa kelas VI dilepas dalam kegiatan ini. Mereka akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, di antaranya ke SMPN 2 dan SMPN 3 Dramaga, serta sekolah lanjutan lainnya sesuai pilihan masing-masing keluarga.
Di tempat yang sama, I Wayan Sarjana, selaku Ketua Komite dan Ketua Pelaksana acara, menjelaskan bahwa pelaksanaan Gebyar Budaya Nusantara tahun ini juga bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Bogor ke-543. Oleh karena itu, panitia menggabungkan konsep “samenan” atau perpisahan dengan ajang pelestarian budaya Nusantara.
“Kami ingin mengenalkan kembali seni tradisional seperti gamelan dan tari-tarian Sunda kepada siswa, karena di era digital ini, minat terhadap budaya lokal mulai menurun atau bahkan terdegradasi. Melalui kegiatan ini, kami ingin membangkitkan rasa cinta anak-anak terhadap budaya sendiri,” tegasnya.
Wayan juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung, termasuk para donatur dan pengusaha lokal di Kecamatan Dramaga yang memberikan kontribusi finansial. “Kami tidak membebani orang tua soal pembiayaan. Dana diperoleh dari mitra yang kami ajak kerja sama melalui proposal. Syukurlah, banyak yang merespons dengan antusias,” ungkapnya.
Tak lupa, ia juga menyampaikan terima kasih kepada para seniman yang telah melatih siswa hingga mampu tampil percaya diri di atas panggung. Anak-anak memainkan gamelan sendiri dan menari dengan semangat, yang menurut Wayan adalah pencapaian luar biasa.
Sebagai penutup, Wayan menyampaikan harapannya, “Untuk anak-anak yang lulus, semoga terus melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi—baik di sekolah negeri, swasta, maupun pesantren. Pendidikan adalah kunci kesuksesan di masa depan.”
( Ade S)