Kang Djurasep, selaku koordinator kegiatan, menjelaskan bahwa Jum'at Berbagi berawal dari kegiatan kumpul-kumpul sederhana. Dari sana, muncul ide untuk mengadakan aksi amal sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
"Ini adalah wujud sumbangsih kami dalam memperkuat raga. Sebab untuk menjalani hidup, kita harus kuat secara lahir dan batin. Salah satu penguat raga adalah makanan. Oleh karena itu, kami mengadakan kegiatan makan siang gratis dan bergizi setiap hari Jumat, mulai pukul 13.00 hingga makanan habis," ungkap Kang Djurasep.
Menurutnya, seluruh pendanaan kegiatan ini berasal dari anggota Komunitas SEBA dan para donatur yang peduli terhadap gerakan sosial ini.
"Awalnya kami hanya menyediakan makanan ringan. Namun, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya donasi—baik berupa barang, dana, maupun tenaga—kami mampu menyediakan menu makanan berat untuk makan siang," tambahnya.
Kegiatan ini telah berjalan selama kurang lebih 10 bulan, atau sekitar 51 kali pelaksanaan. Djurasep bersyukur karena Jum'at Berbagi dapat memberi manfaat bagi siapa saja, baik masyarakat kurang mampu maupun yang mampu.
Mas Bambang Murtisji, salah satu warga yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan, menyampaikan rasa syukur dan dukungannya terhadap program ini.
"Saya sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Tidak hanya warga sekitar, tapi juga pengendara ojek online dan pejalan kaki yang kebetulan melintas ikut menikmati makan siang gratis ini," tuturnya.
Ia pun berharap agar segala kebaikan yang dilakukan oleh Kang Djurasep dan Komunitas SEBA mendapat balasan terbaik dari Allah SWT.
Di akhir kegiatan, Djurasep menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, terutama para donatur yang rutin menyisihkan rezekinya untuk kegiatan Jum'at Berbagi.
"Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan rezeki yang berlimpah bagi semua pihak yang telah membantu," ucapnya.
Ia pun berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah atau komunitas lain untuk melakukan gerakan serupa, agar tidak ada lagi masyarakat yang kelaparan karena kebutuhan makan hariannya telah tersedia—meski dalam jumlah terbatas.
(Ade/Ipunk)