Suasana upacara berlangsung khidmat meski sederhana. Sang Saka Merah Putih dikibarkan diiringi lagu Indonesia Raya dengan latar suara gemericik air sungai. Tiga mahasiswa bertugas sebagai pengibar bendera, menggunakan perahu karet menuju tiang bendera yang dipasang di tengah sungai.
Ketua Panitia, Trisna Rengganis, menjelaskan bahwa tema upacara tahun ini adalah “Merdekakan Ciliwung dari Sampah dan Alih Fungsi Sempadan”.
“Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mengisi kemerdekaan dengan menjaga lingkungan. Upacara ini menjadi simbol perjuangan kami agar Ciliwung terbebas dari sampah dan alih fungsi lahan sempadan,” kata Trisna.
Ia menegaskan, perjuangan menjaga sungai bukan hanya tugas komunitas, melainkan tanggung jawab semua pihak. “Kami berharap masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga sungai. Bukan hanya Ciliwung, tapi semua sungai dari hulu hingga hilir harus bebas sampah dan tetap lestari,” ujarnya.
Upacara yang rutin digelar setiap tahun itu menjadi pengingat bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya merdeka dari penjajahan, tetapi juga merdeka dari kerusakan lingkungan.
( Ade )