Aktor utama skandal ini: Sekretaris Desa Cipaku, Muhammad Gian Gandana Sukma (MGS). Sejak Februari–Maret 2025, ia mencairkan anggaran yang seharusnya untuk BLT, irigasi, dan pembangunan jalan. Uang rakyat justru dialirkan ke rekening pribadinya, lalu dibakar habis dalam putaran slot digital dan gengsi skin game.
Kecurigaan warga mencuat ketika BLT tak kunjung cair, sawah dibiarkan tanpa perbaikan, dan laporan keuangan menguap entah ke mana. Pertengahan April 2025, warga menduduki Kantor Desa dan memaksa MGS buka suara. Dalam rapat terbuka, ia mengaku dana desa habis untuk judi online dan diamond ML.
Dilansir dari laman https://story.kejaksaan.go.id (25/08) Kejari Majalengka pun turun tangan. Pada Kamis, 3 Juli 2025 lalu, tim penyidik resmi menahan MGS. Berdasarkan pemeriksaan, ia terbukti mentransfer lebih dari Rp500 juta dari rekening desa ke rekening pribadinya. Dari jumlah itu, hanya Rp64,5 juta yang sempat dikembalikan ke kas desa.
“Masih tersisa Rp448.315.756 yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Itu yang kami tetapkan sebagai kerugian negara,” tegas Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Majalengka, Hendra Prayoga, SH., MH.
Penahanan MGS dilakukan berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor: B-01/M.2.24/Fd.1/07/2025, berlaku mulai 3 Juli hingga 22 Juli 2025. Ia kini mendekam di Lapas Kelas IIB Majalengka.
Tersangka dijerat Pasal 2 Ayat (1) jo Pasal 18 dan Pasal 3 jo Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001. Ancaman hukumannya: minimal 4 tahun, maksimal 20 tahun penjara.
Cipaku pun tercatat sebagai desa yang jalannya masih berlubang, ruang kelasnya masih bocor, tapi akses ke meja judi online dan diamond ML begitu lancar. Ironi yang menampar akal sehat: ketika uang rakyat tak lagi jadi penopang hidup, melainkan bahan bakar game digital.