Ibu dan Bayi Meninggal, RS Hastien Diduga Lakukan Malpraktik, Rakyat Tuntut Keadilan!

Karawang – Tragedi kemanusiaan mengguncang Kabupaten Karawang setelah seorang ibu hamil bernama Yolanda dan bayi dalam kandungannya meninggal dunia usai mendapat penanganan medis di RS Hastien Rengasdengklok. Dugaan malpraktik dan salah diagnosis memicu kemarahan publik serta sorotan tajam dari berbagai pihak.

Pihak rumah sakit menolak menyediakan ambulans untuk mengantar jenazah ke rumah duka, sehingga keluarga terpaksa menggunakan ambulans milik desa. Keputusan ini memicu kecaman karena dinilai tidak manusiawi dan melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.

Merespons kejadian ini, Dinas Kesehatan Karawang segera menggelar forum klarifikasi pada Selasa (5/8/2025), menghadirkan pihak keluarga, manajemen RS Hastien, Kepala Desa Kutakarya Hendri, kuasa hukum korban, media dari PWI Karawang dan AWIBB Jabar, serta perwakilan Dinkes Karawang.

Dalam forum itu, Suparman, kuasa hukum keluarga Yolanda, mengecam keras sikap rumah sakit.

“Ini bukan sekadar kelalaian, ini tragedi nyawa! Bahkan setelah meninggal pun, mereka tidak sudi memfasilitasi ambulans. Di mana hati nurani mereka?” tegas Suparman.

Raja Simatupang, Ketua DPD AWIBB Jawa Barat, menyerukan peringatan keras kepada seluruh fasilitas kesehatan.

“Rakyat kecil sudah terlalu sering menjadi korban. Jika negara tetap bungkam, maka keadilan hanya akan menjadi fatamorgana!”

Dr. La Ode Ahmad, perwakilan dari Dinkes Karawang, menyatakan keprihatinan dan berjanji menindaklanjuti dugaan kesalahan layanan medis.

“Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh. Tidak ada toleransi bagi kelalaian yang menghilangkan nyawa,” ujarnya.

Namun, pernyataan paling menggugah datang dari Dr. Weldy Jevis Saleh, SH., MH, Ketua Tim Hukum Merah Putih Jabar.

“Ini bukan hanya malpraktik, ini potensi kejahatan medis sistemik! Kami desak Bupati Karawang turun tangan. Jangan biarkan rakyat kecil terus jadi korban!”

Dr. Weldy juga menyinggung janji Presiden dalam program Asta Cita.

“Jika kesehatan rakyat miskin masih diabaikan, maka Asta Cita hanyalah dokumen kosong tanpa arti!”

Meski forum klarifikasi ditutup dengan dialog terbuka, masyarakat belum puas. Mereka tidak hanya menuntut permintaan maaf, tetapi keadilan nyata serta reformasi menyeluruh dalam sistem layanan kesehatan, khususnya bagi peserta BPJS.

DPD AWIBB Jabar berkomitmen mengawal kasus ini hingga tuntas. Tragedi Yolanda kini menjadi simbol perjuangan rakyat kecil melawan ketidakadilan dalam dunia medis.

( Evi )