HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Banjir, BBM Langka, Warga Kok Yang Selalu Salah? Distribusi Terputus, Pemerintah Dinilai Terlambat Gerak


Mandailing Natal Derita warga Mandailing Natal seolah tak kunjung berakhir. Setelah banjir menerjang beberapa wilayah dan memaksa ratusan keluarga mengungsi, kini krisis baru datang menghantam: kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Antrean kendaraan mengular di sejumlah SPBU di Panyabungan dan kecamatan sekitarnya sejak pagi hingga malam. Namun pasokan BBM tak kunjung tiba, membuat warga kelimpungan.

Kelangkaan ini dipicu akses distribusi yang terputus akibat banjir dan longsor di jalur utama seperti Panyabungan—Kotanopan dan sekitarnya. Truk pengangkut BBM terpaksa berhenti berjam-jam karena jalan tertutup material longsor dan genangan air.

Stok SPBU menipis, sementara kebutuhan warga ikut meningkat, baik untuk kendaraan pribadi maupun distribusi logistik bantuan banjir.

“Banjir belum selesai, kini BBM langka. Kami makin sulit bergerak mengantar bantuan dan bekerja,” keluh seorang warga yang sudah mengantre lebih dari tiga jam.

Situasi ini menimbulkan sorotan terhadap lambannya kebijakan dan koordinasi penanganan bencana. Publik mempertanyakan kenapa distribusi energi vital tak menjadi prioritas saat daerah sedang darurat.

Akibat kelangkaan, harga bensin eceran meroket hampir dua kali lipat, membuat beban ekonomi warga kian berat di tengah bencana.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada kepastian kapan pasokan BBM akan kembali normal. Warga berharap pemerintah segera bergerak cepat, tanpa saling lempar kewenangan, agar derita tak terus berlapis di tengah musibah.

( Magrifatulloh )