Rapat yang digelar bersama sejumlah pimpinan media dan ketua organisasi wartawan menghasilkan tiga poin sikap utama: mengawal kebenaran pemberitaan, menjaga marwah pers, dan memastikan suara rakyat tetap tersampaikan tanpa intervensi.
Erik, Ketua DPC AWIBB Sukabumi Raya menegaskan bahwa insan pers tidak boleh gentar dengan narasi yang meremehkan peran media.
“Kita jawab dengan kerja nyata. Tugas kita memberitakan fakta. Konfirmasi jalan, kritik jalan. Tayangkan berita, viralkan. Setelah itu silaturahmi. Itu prinsip kami: No Viral No Justice,” tegas Erik.
Ketua PWSI Sukabumi juga menyatakan sikap tegas. Ia menyebut pentingnya soliditas organisasi wartawan untuk mencegah narasi sepihak yang mendeligitimasi kerja jurnalistik.
“Kami segera koordinasi penuh dengan seluruh organisasi wartawan, termasuk agenda audiensi ke KDM, kunjungan ke dinas dan desa, serta investigasi langsung di lapangan,” katanya.
Bakar juga menyerukan penguatan konsolidasi dengan mengundang semua pemimpin media, agar perjuangan insan pers lebih maksimal dan berdampak luas. Sementara itu, Ella mengusulkan sikap tegas dengan melakukan boikot pemberitaan terkait KDM apabila ditemukan indikasi pelecehan terhadap profesi wartawan.
Isu lain yang juga mencuat dalam rapat adalah sorotan tajam terhadap kasus pesta rakyat di Garut yang menyebabkan empat korban jiwa. Para wartawan mendesak profesionalisme panitia agar kejadian serupa tidak terulang.
Di sisi lain, PWSI menyiapkan langkah strategis untuk mendorong program pertanian, perumahan, serta investigasi fasilitas pendidikan yang dinilai memprihatinkan di lima sekolah Sukabumi. Tim media akan segera mengajukan proposal resmi ke Bupati dan Kadisdik setempat.
“Ini momentum kebangkitan pers Sukabumi. Jangan pernah takut menyuarakan kebenaran,” tutup Ketua PWSI.
( Evi )