HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Dua “Presiden” Indonesia yang Terlupakan Sejarah

Sejarah resmi Republik Indonesia biasanya hanya mencatat nama-nama presiden dari Soekarno hingga Joko Widodo. Namun, di balik periode-periode krusial, ada dua tokoh yang pernah memimpin negara layaknya presiden, meskipun tidak tercatat secara formal : Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat.


Keduanya memegang kendali negara di saat genting, mempertahankan eksistensi Indonesia ketika ancaman disintegrasi dan kolonialisme masih membayangi.


1. Sjafruddin Prawiranegara – Penjaga Api Republik di Masa Darurat


Periode Kepemimpinan: 19 Desember 1948 – 13 Juli 1949

Jabatan: Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)


Latar Peristiwa


19 Desember 1948: Belanda melancarkan Agresi Militer II, menduduki Yogyakarta.


Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap dan diasingkan.


Sebelum ditangkap, Soekarno mengirim mandat lewat radio ke Bukittinggi agar Sjafruddin membentuk pemerintahan darurat.


Peran dan Tugas


Membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra Barat.


Mengatur strategi pertahanan bersama TNI.


Memastikan RI tetap diakui negara-negara sahabat.


Akhir Masa Jabatan


PDRI dibubarkan pada 13 Juli 1949 setelah Soekarno–Hatta dibebaskan.


Peran Sjafruddin dianggap vital : tanpa PDRI, eksistensi RI bisa dihapus dari panggung internasional.


2. Mr. Assaat – Presiden Republik Indonesia di Masa Federal


Periode Kepemimpinan: 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950


Jabatan: Presiden Republik Indonesia (sementara)


Latar Peristiwa


Konferensi Meja Bundar (KMB) menghasilkan kesepakatan bahwa Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).


Soekarno menjadi Presiden RIS, sedangkan Republik Indonesia hanya salah satu negara bagian.


Peran dan Tugas


Memimpin RI (negara bagian) dari Yogyakarta.


Menjalankan pemerintahan internal wilayah RI.


Mengawal proses penghapusan sistem federal yang dianggap warisan Belanda.


Akhir Masa Jabatan


Pada 15 Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Soekarno kembali menjadi Presiden RI untuk seluruh wilayah.


Kronologi Singkat


Tahun / Tanggal Peristiwa Utama Pemimpin Tertinggi


18 Agustus 1945 : Soekarno dilantik jadi Presiden RI Soekarno


19 Des 1948 – 13 Jul 1949 : PDRI memimpin saat Soekarno-Hatta ditawan Sjafruddin.


27 Des 1949 : Indonesia jadi RIS, Soekarno Presiden RIS, Assaat Presiden RI (negara bagian) Soekarno & Assaat


15 Ags 1950 : NKRI kembali, Soekarno Presiden RI penuh 


Peta Lokasi Peristiwa Penting


Bukittinggi, Sumatra Barat → Markas PDRI pimpinan Sjafruddin.


Yogyakarta → Pusat pemerintahan RI saat Mr. Assaat memimpin.


Den Haag, Belanda → Lokasi KMB yang melahirkan RIS.


Kenapa Tidak Masuk Daftar Resmi Presiden RI ?


Sjafruddin → Jabatannya adalah Ketua PDRI, tidak dilantik sebagai Presiden oleh MPR/DPR.


Mr. Assaat → Presiden RI dalam bentuk negara bagian RIS, bukan Presiden NKRI.


Alasan ini membuat nama mereka tidak tercantum di daftar presiden resmi, meski perannya setara.


Kedua tokoh ini membuktikan bahwa kepemimpinan sejati tidak selalu datang dari jabatan formal. Mereka mengisi kekosongan kekuasaan pada saat bangsa berada di titik kritis, memastikan bendera Merah Putih tetap berkibar.


Seperti kata Soekarno:


 “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.”

Tutup Iklan