HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Madina Kreatif Madani: Pendidikan Harus Utamakan Adab, Bukan Hanya Ilmu

Panyabungan Menyikapi kasus yang menimpa Guru Sukoco di SDN 328 Mandailing Natal, organisasi Madina Kreatif Madani menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus menyerukan pentingnya mengembalikan nilai-nilai adab dan budaya dalam dunia pendidikan.

Ketua Umum Madina Kreatif Madani menegaskan, prinsip “Al-adabu fauqol ‘ilmi”adab lebih tinggi daripada ilmu — harus kembali menjadi dasar dalam sistem pendidikan. Menurutnya, guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga pembentuk karakter dan kepribadian anak didik.

“Permasalahan antara guru dan murid seharusnya diselesaikan dengan cara bijak dan penuh kearifan, bukan langsung dibawa ke ranah hukum,” tegas Ketua Umum Madina Kreatif Madani, Senin (20/10/2025).

Madina Kreatif Madani menilai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal perlu mengambil peran aktif sebagai mediator antara guru dan orang tua murid. Tujuannya agar setiap konflik diselesaikan secara damai dan edukatif.

“Sekolah harus menjadi tempat pembentukan akhlak, bukan arena konflik antara pendidik dan wali murid,” ujarnya menambahkan.

Pihaknya juga menyerukan agar pemerintah daerah menetapkan kebijakan perlindungan moral dan hukum bagi guru. Salah satunya melalui pernyataan tertulis dari orang tua murid saat pendaftaran sekolah, bahwa tindakan guru dalam konteks mendidik dan dalam batas kewajaran tidak bisa dijadikan dasar tuntutan hukum.

“Langkah ini penting untuk memberikan rasa aman bagi pendidik yang menjalankan tugas dengan niat mendidik,” tambahnya.

Madina Kreatif Madani juga mendorong diterapkannya muatan lokal berbasis nilai budaya Mandailing Natal, termasuk Dalihan Na Tolu dan Poda Na Lima, dalam kurikulum sekolah.

Menurutnya, nilai-nilai luhur tersebut merupakan fondasi moral dan sosial masyarakat Mandailing yang wajib diwariskan kepada generasi muda agar tidak kehilangan jati diri.

“Maraknya persoalan karakter di tengah masyarakat menunjukkan mulai terkikisnya nilai budaya luhur yang menjadi benteng moral orang Mandailing,” katanya.

Ia menutup pernyataannya dengan pesan yang sarat makna:

“Pendidikan seharusnya tidak hanya mencerdaskan otak, tetapi juga menumbuhkan adab. Ilmu tanpa adab akan melahirkan kekacauan, sedangkan adab melahirkan kehormatan.”

(Magrifatulloh)