Bogor — Bupati Bogor Rudy Susmanto dan Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin bertemu di Pendopo Bupati Bogor, Senin (24/11/2025), untuk menyamakan langkah dan memperkuat kolaborasi pengelolaan sampah regional. Dua agenda strategis dibahas tuntas: rencana pembangunan PSEL (Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik) serta perpanjangan PKS pengelolaan TPA Galuga antara kedua pemerintah daerah.
Rudy menegaskan bahwa pengelolaan sampah Bogor Raya tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri. Kolaborasi lintas wilayah menjadi satu-satunya jalan agar persoalan sampah tidak menumpuk tanpa ujung.
“Ini langkah memperkuat sinergi antardaerah untuk mengoptimalkan pengelolaan persampahan. Targetnya jelas: lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi masyarakat Kabupaten dan Kota Bogor,” ujarnya.
Bupati Rudy menyebut TPA Galuga sebagai titik paling krusial dalam sistem pengelolaan sampah Bogor Raya. Mulai dari volume yang terus naik, lahan yang terbatas, hingga kebutuhan rekayasa teknis jangka panjang—semuanya memerlukan satu hal: kerja bareng tanpa ego sektoral.
Karena itu, ia menilai penyelesaian persoalan Galuga butuh keberanian dan kolaborasi yang konsisten.
Pemerintah pusat telah menetapkan Bogor Raya sebagai wilayah Band 1 pembangunan PSEL. Pada tahap awal, program ini melibatkan beberapa daerah. Namun seiring berjalan, sebagian daerah memilih mundur. Kini hanya Kabupaten Bogor dan Kota Bogor yang tetap teguh di jalur komitmen PSEL.
“Kami ingin tetap bersih hati melanjutkan kerja sama ini. Kami sudah bersurat ke DPRD sebagai tindak lanjut keputusan 2020. Intinya, sampah harus terolah—baik sampah baru maupun sampah lama,” tegas Rudy.
Kerja sama kedua daerah ini disebut akan meluas ke berbagai aspek teknis, mulai dari pembiayaan, aspek hukum PKS, kesiapan lahan, hingga sinkronisasi kebijakan. Semua ini dilakukan agar pengelolaan sampah berbasis teknologi bisa segera diwujudkan dan tidak lagi bergantung pada pola konvensional.
Rudy dan Jenal sepakat bahwa pengelolaan sampah tidak boleh menjadi persoalan musiman. Pengelolaan regional harus dibangun dengan sistem yang kuat, konsisten, dan berkelanjutan.
Langkah kolaboratif ini diharapkan menjadi percepatan menuju Bogor Raya yang lebih bersih, sehat, dan siap menghadapi masa depan pengelolaan sampah modern.
(Ade)
