Energi Baru dari Cijalingan: Langkah Muda Muhammad Saidul Yusuf Menuju PAW
“Desa harus menjadi rumah bagi semua,” katanya tenang, tetapi tegas. Kalimat itu merangkum visinya: pemerintahan desa yang responsif, adaptif, dan memberi ruang partisipasi seluas-luasnya bagi warga, Selasa (25-11-25).
Saidul tampak memahami benar persoalan yang kerap dikeluhkan. Ia berbicara tentang pelayanan publik yang harus lebih cepat dan transparan, tentang anggaran desa yang perlu dikelola secara terbuka, dan tentang pentingnya masyarakat mengetahui setiap proses pembangunan.
Di balik pemikirannya, tersimpan harapan besar bagi kemandirian ekonomi warga. Baginya, keterampilan yang dimiliki masyarakat Cijalingan adalah modal utama. Pemerintah desa, katanya, harus hadir menguatkan potensi itu dengan lapangan kerja baru, pengembangan ekonomi lokal, hingga menghidupkan kembali program padat karya.
Saidul juga percaya bahwa desa tidak hanya dibangun dengan perencanaan, tetapi juga dengan kohesi sosial. Karena itu, ia mendorong kegiatan keagamaan dan olahraga sebagai ruang pertemuan warga, tempat cerita-cerita sederhana memperkuat rasa kebersamaan.
Di luar gagasan yang ia bawa, banyak warga melihatnya sebagai angin segar—pemimpin muda yang diharapkan mampu berlari cepat menghadapi tantangan zaman. “Desa butuh pemimpin yang punya semangat baru,” ujar seorang warga.
Dukungan serupa datang dari tokoh pemuda setempat yang menilai Saidul memiliki komitmen jelas terhadap transparansi dan kedekatan dengan masyarakat. Semua harapan itu kini menjadi bagian dari dinamika PAW Cijalingan—sebuah proses yang diharapkan melahirkan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi, tetapi juga keberanian untuk bekerja bersama warga demi masa depan desa.
(Heri)
