Asia’s Role in Global Diplomacy: Wilson Lalengke Diagendakan ke Komite Keempat PBB Bahas Sahara Maroko dan HAM
New York – Tokoh pers internasional asal Indonesia, Wilson Lalengke, diagendakan menjadi pembicara dalam sidang Komite Keempat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, pada 7–12 Oktober 2025. Forum tersebut akan membahas isu dekolonisasi, perdamaian, dan Hak Asasi Manusia (HAM), termasuk sengketa berkepanjangan di Sahara Maroko.
Kehadiran Wilson dalam United Nations Fourth Committee menandai peran penting masyarakat sipil Indonesia di panggung diplomasi global. Komite Keempat PBB atau Special Political and Decolonization Committee rutin membahas isu wilayah non-pemerintahan sendiri, termasuk Sahara Barat yang menjadi sorotan dunia selama puluhan tahun.
Misi Diplomasi Kemanusiaan
Dalam keterangannya, Wilson Lalengke menegaskan akan menitikberatkan pidatonya pada perlindungan hak asasi manusia, pentingnya penyelesaian damai, serta kontribusi media dalam mendorong solusi berkeadilan.
“PBB adalah ruang global untuk menyuarakan keadilan. Isu Sahara Maroko bukan sekadar masalah geopolitik, tetapi menyangkut hak dasar manusia yang harus dihormati semua pihak,” ujarnya menjelang keberangkatan ke New York, Senin (30/9/2025).
Isu Sahara Maroko di Panggung Dunia
Sengketa Sahara Barat melibatkan Pemerintah Kerajaan Maroko dan kelompok Front Polisario yang menuntut kemerdekaan. Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan sejumlah resolusi, sementara posisi negara anggota masih terbelah. Partisipasi tokoh sipil seperti Wilson dipandang sebagai suara alternatif yang memperkaya perspektif global.
Pengamat hubungan internasional, Drs. Yulius Fanumbi, menilai keterlibatan Wilson sebagai bukti bahwa peran masyarakat sipil Asia mulai diperhitungkan dalam penyelesaian konflik dunia.
Harapan Indonesia untuk Dunia
Sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara dan anggota aktif PBB, Indonesia memiliki rekam jejak panjang dalam mendukung perdamaian dunia. Kehadiran Wilson sejalan dengan amanat konstitusi Indonesia yang menolak segala bentuk penjajahan.
Wilson dijadwalkan menyampaikan pidato di hadapan ratusan delegasi negara anggota, organisasi internasional, dan lembaga pemantau HAM. Ia diperkirakan akan menekankan tanggung jawab moral komunitas global dalam menyelesaikan konflik Sahara Maroko serta menyerukan langkah nyata untuk menjamin hak-hak masyarakat sipil.
( Fadilah )
👉 Simak liputan internasional dan diplomasi global lainnya hanya di JurnalExpose.com.
