HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Ricuh Pembukaan Muktamar X PPP di Ancol, Analis: “Partai Tanpa Tokoh Sentral Wajar Banyak Drama”

Jakarta – Pembukaan Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu (28/9), berakhir ricuh di tengah tingginya tensi politik internal. Forum tertinggi partai berlambang Ka’bah itu memanas ketika sejumlah peserta saling beradu argumen dan membuat suasana sidang tak terkendali.

Analis komunikasi politik Hendri Satrio mengaku tidak terkejut dengan dinamika tersebut. Menurutnya, konflik terbuka kerap muncul di tubuh partai yang tidak memiliki tokoh sentral sebagai pemersatu.

“Kok nggak kaget lihat Muktamar PPP banyak dramanya. Partai tanpa tokoh sentral ya begitu,” kata Hensat—sapaan akrab Hendri—melalui akun X pribadinya, Minggu (28/9).

Meski mengkritisi, Hendri menilai kericuhan ini dapat dimaknai positif sebagai bagian dari proses demokrasi di lingkup partai politik. Ia menegaskan pentingnya menjaga mekanisme pemilihan yang sehat.

“Bagus, proses demokrasi bisa berjalan mulai dari partai politik, asal nggak ada klaim menang salah satu pihak padahal pemilihan belum berjalan. Klaim sebelum pemilihan biasanya akan merusak partai,” ujarnya.

Hendri menambahkan, situasi di Muktamar X PPP menjadi ujian besar bagi kepemimpinan partai untuk menjaga soliditas dan memastikan forum berjalan sesuai aturan tanpa memperdalam perpecahan internal.

(Am)