Peringati Hari Ayam dan Telur Nasional, Indonesia Buktikan Ketahanan Pangan Kian Kuat
Jakarta – Setiap tanggal 15 Oktober, Indonesia memperingati Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) sebagai bentuk apresiasi kepada para peternak dan pelaku usaha unggas yang telah berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.
Peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk menegaskan bahwa sektor peternakan unggas menjadi salah satu penopang utama kemandirian pangan dan ekonomi rakyat.
Indonesia kini tidak hanya swasembada ayam dan telur, tetapi juga telah berhasil menembus pasar ekspor internasional.
Sejak tahun 2023, Indonesia telah mengekspor 148 ribu ekor ayam hidup ke Singapura, menjadi tonggak penting dalam sejarah industri unggas nasional.
Tak hanya itu, nilai ekspor produk unggas meningkat 145 persen pada tahun 2024, dengan total nilai mencapai USD 16,82 juta.
Capaian ini menunjukkan daya saing sektor unggas Indonesia semakin kuat di pasar global.
Kinerja produksi ayam dan telur juga menunjukkan hasil menggembirakan.
Data tahun 2024 mencatat:
- Produksi daging ayam ras mencapai 4,35 juta ton, dengan surplus 0,48 juta ton dari kebutuhan nasional.
- Produksi telur ayam ras mencapai 6,54 juta ton, dengan surplus 0,32 juta ton.
Surplus ini menandakan bahwa Indonesia mampu memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat, sekaligus berpotensi memperluas ekspor ke negara-negara lain di kawasan Asia.
Sektor peternakan unggas terbukti menjadi motor penggerak ekonomi rakyat, membuka lapangan kerja baru, dan menumbuhkan ekonomi pedesaan.
Kemandirian pangan yang kuat juga menjadi fondasi penting bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045.
“Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa sektor peternakan terus berkembang dan berdaya saing. Indonesia bukan hanya mandiri, tetapi juga siap bersaing di pasar global,” ujar salah satu pelaku usaha unggas nasional, E. Hamid, Jumat (17/10/2025).
Dengan momentum Hari Ayam dan Telur Nasional, pemerintah diharapkan terus memperkuat kolaborasi antara peternak, pelaku usaha, dan lembaga riset untuk menjaga stabilitas produksi dan harga pangan, serta memastikan keberlanjutan sektor peternakan unggas di masa depan.
( E. Hamid )