Demo Sukabumi Ricuh, Pemkot Terapkan Belajar dari Rumah
Sebanyak 800 personel gabungan yang terdiri dari Brimob, Polres, TNI, Satpol PP, Dishub, BPBD, hingga Damkar dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi. Aparat berjaga sejak pagi dan mengawal massa dengan pendekatan profesional serta humanis.
Aksi bertajuk “Gerakan Amarah Rakyat Sukabumi” diikuti berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa (PMII, HMI, GMNI, IMM, dan lainnya), pengemudi ojek online, hingga sejumlah komunitas. Puluhan ribu massa tumpah ruah di depan Mapolres Sukabumi Kota, Balai Kota, serta DPRD Kota Sukabumi. Hingga siang hari, aksi berlangsung kondusif dengan orasi dan long march.
Namun, menjelang sore terjadi kericuhan. Situasi memanas setelah sekelompok orang tak dikenal melempar botol dan kayu ke arah aparat. Polisi langsung melakukan pembendungan, meski beberapa tameng dan petugas sempat terkena lemparan.
Kapolres Sukabumi Kota menegaskan pihaknya tetap bersiaga penuh untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. “Kami berkomitmen mengawal aksi dengan cara humanis, tetapi jika ada upaya anarkis akan kami tindak tegas,” ujarnya.
Di tengah aksi, aktivitas sosial tetap berlangsung. Ninda (51), penjual kopi keliling, mengaku sengaja membawa termos penuh kopi untuk berjualan di lokasi keramaian. “Kalau ada demo besar, ya saya ikut saja. Lumayan bisa buat tambahan rezeki,” tuturnya sambil mendorong sepedanya.
Hingga berita ini diturunkan, aparat keamanan masih melakukan penjagaan ketat di sekitar pusat keramaian untuk memastikan kondisi tetap terkendali.